100 % Jadwal Siaran Acara Lengkap
Advertisements
Trans7 (sebelumnya bernama TV7) adalah sebuah stasiun televisi swasta nasional di Indonesia. Trans7 yang pada awalnya menggunakan nama TV7, melakukan siaran perdananya secara terestrial di Jakarta pada 23 November 2001 dan pada saat itulah mayoritas sahamnya dimiliki oleh Kompas Gramedia. Pada tanggal 4 Agustus 2006, Trans Corp mengakuisisi mayoritas saham TV7. Meski sejak itulah TV7 dan Trans TV resmi bergabung, namun ternyata TV7 masih dimiliki oleh Kompas Gramedia, sampai TV7 akhirnya melakukan re-launch (peluncuran ulang) pada 15 Desember 2006 dan menggunakan nama baru, yaitu Trans7.
Pada tahun 2017, Trans7 memegang hak siar berlisensi dalam ajang Piala Dunia FIFA 2018 bersama Trans TV dan Transvision.
Montir Cantik adalah seri web Indonesia produksi Vision Pictures & MVP Pictures yang ditayangkan perdana di Vision+ pada tanggal 8 Desember 2023. Seri web ini hadir dalam 10 episode dan dibintangi oleh Anette Edoarda, Pangeran Lantang, Rafael Adwel, Hannah Hannon, dan Ricky Lucky.
Pecah pukal atau pecah panggung (bahasa Inggris: blockbuster) adalah sebuah karya dari hiburan, terutama sebuah film fitur, tapi juga media lain yang sangat populer dan sukses secara finansial. Istilah tersebut juga mengacu pada setiap produksi beranggaran besar yang dimaksudkan untuk status blockbuster, yang ditujukan untuk pasar massal dengan barang dagangan terkait, kadang-kadang pada skala yang berarti kekayaan finansial studio film atau distributor dapat bergantung padanya.
Mas Karèbèt atau sering disebut Jaka/Joko Tingkir adalah seorang pendiri sekaligus sultan atau raja pertama dari kesultanan atau kerajaan Pajang yang memerintah dari tahun 1568-1582 dengan bergelar Sultan Adiwijaya atau Hadiwijaya. Nama aslinya adalah Mas Karèbèt, Lahir pada tanggal 18 Jumadilakhir tahun Dal mangsa VIII menjelang subuh. Diberi nama "Mas Karebet" karena ketika dilahirkan, ayahnya Ki Kebo Kenanga dari Pengging Ki Ageng Pengging sedang menggelar pertunjukan wayang beber dan dalangnya adalah Ki Ageng Tingkir. Namun suara wayang yang "kemebret" tertiup angin membuat bayi itu diberi nama "Mas Karebet". Kedua ki ageng ini adalah murid Syekh Siti Jenar. Sepulang dari mendalang, Ki Ageng Tingkir jatuh sakit dan meninggal dunia. Sepuluh tahun kemudian, Ki Ageng Pengging dihukum mati karena dituduh memberontak terhadap Kerajaan Demak. Sebagai pelaksana hukuman ialah Sunan Kudus. Setelah kematian suaminya, Nyai Ageng Pengging jatuh sakit dan meninggal pula. Sejak itu, Mas Karebet diambil sebagai anak angkat Nyai Ageng Tingkir (janda Ki Ageng Tingkir) sejak saat itu masa remajanya lebih dikenal dengan nama "Jaka Tingkir".
Mas Karebet gemar bertapa, berlatih bela diri dan kesaktian, sehingga tumbuh menjadi pemuda yang tangguh, tampan dan dijuluki Jaka Tingkir. Guru pertamanya adalah Kebo Kenongo (Ki Ageng Pengging) ayahnya sendiri dan Muhammad Kabungsuan (Ki Ageng Pengging sepuh) kakek Adiwijaya. Ki Ageng Pengging Sepuh ini adalah anak bungsu dari Syeikh Jumadil Kubro, tapi jalur spiritualnya menuju ke Syeikh Siti Jenar. Selain ayah dan Kakek, ia juga belajar dengan kakek dari Ibu, yaitu Sunan Kalijaga. Ia juga juga berguru pada Ki Ageng Sela, dan dipersaudarakan dengan ketiga cucu Ki Ageng Sela yaitu, Ki Juru Martani, Ki Ageng Pemanahan, dan Ki Panjawi. Disamping tampan dan jagoan, sayangnya pemuda Jaka Tingkir alias Mas Karebet ini juga sedikit 'nakal' alias mata keranjang. Jaka Tingkir kemudian berguru pada Ki Ageng Banyubiru atau Ki Kebo Kanigoro (saudara tua ayahnya / kakak mendiang ayahnya). Dalam perguruan ini ada murid yang lain, yaitu Mas Manca, Mas Wila, dan Ki Wuragil. Jaka Tingkir adalah putera Kebo Kenanga dan cucu Adipati Andayaningrat. Manakala Adipati Andayaningrat juga di kenali dengan Syarief Muhammad Kebungsuan. Dari jalur ayah :
Joko Tingkir putra dari Ki Kebo Kenongo putra dari Ki Ageng Pengging Sepuh (Andayaningrat/Jaka Sengara/Muhammad Kabungsuan) putra dari Syeikh Jumadil Kubro. (Jamaluddin Akbar al-Husaini)
ayahnya, Kebo Kenongo menikah dengan Nyai Ratu Mandoko putri dari Sunan Kalijaga dengan Syarifah Zaenab binti Syeikh Siti Jenar Sedangkan kakeknya, Andayaningrat menikah dengan Ratu Pembayun putri dari prabu Brawijaya V raja Majapahit. Babad Tanah Jawi selanjutnya mengisahkan, Jaka Tingkir ingin mengabdi ke ibu kota Demak. Beberapa kejadian menarik mengikuti Jaka Tingkir, baik dalam perjalanan menuju Demak maupun pada saat mengabdi di Demak.
Para pujangga zaman dahulu mempunyai kebiasaan (atau semacam kode etik) berupa menghaluskan kisah atas suatu kejadian yang menyangkut raja atau istana yang kurang sepantasnya diceritakan dengan menggunakan kisah kiasan. Ada beberapa kisah kiasan yang mengikuti perjalanan hidup Jaka Tingkir alias Mas Karebet.
Dalam perjalanan ke Kerajaan Demak, zaman dahulu sebagai alat transportasi dipergunakan getek (rakit bambu) melalui sungai. Jaka Tingkir ditemani oleh teman seperguruannya Mas Manca, Mas Wila, dan Ki Wuragil. Versi kisah kiasan dari pujangga, dikisahkan bahwa dalam perjalanan itu di Kedung Srengenge (kedung adalah bagian sungai yang dalam) Jaka Tinggir diserang oleh segerombolan buaya. Karena jagoan, Jaka Tingkir berhasil mengalahkan buaya-buaya tersebut dan sebagai tebusannya dalam melanjutkan ke Demak Jaka Tingkir dikawal oleh buaya-buaya di sebelah kiri, kanan depan dan belakang sebanyak masing-masing 40 ekor. Para pujanggapun menciptakan gending (lagu) atas kejadian tersebut yang terkenal hingga kini, yaitu lagu 'Sigra Milir'.
Kisah ini, menurut sebuah sumber disebutkan setelah beliau menikahkan putrinya dengan Panembahanan Lemah Dhuwur di Sumenep. Maka saat dia ingin kembali ke Pajang, dia mendapat mimpi (ada juga yg sebut diberikan wasiat oleh Sunan Prapen) bahwa tidak pantas jika dia akan kembali ke dalam jabatan di Kesultanan Pajang. Pasukannya sudah kalah oleh Sutawijaya, ia harus merelakan agar pajang dilanjutkan Arya Pangiri. Ini digambarkan dia seperti berada dalam perahu. Maka jika dia kembali ke air, habislah dia dimakan buaya. Maka akhirnya dia mendirikan padepokan di Pringgoboyo (Lamongan) sebelum akhirnya mengasingkan diri ke Sukowati. yaitu sampai wafatnya di Butuh, Sragen. Sesampainya di Demak, Jaka Tingkir tinggal di rumah pamannya Kyai Gandamustaka (saudara Nyi Ageng Tingkir) yang menjadi perawat Masjid Demak berpangkat lurah ganjur. Jaka Tingkir menarik simpati raja Demak Sultan Trenggana atas suatu kejadian. Di istana Demak terdapat sebuah kolam yang cukup besar. Pada suatu hari ketika Jaka Tingkir sedang berdiri di tepian kolam, tiba-tiba pamannya berteriak agar dia (Jaka Tingkir) segera menyingkir dari tempatnya, karena Sultan Trenggana segera lewat. Situasinya saat itu cukup sulit bagi orang biasa untuk menyingkir, karena tidak ada ruang buat menyingkir selain melompati kolam yang cukup lebar. Jaka Tingkir alias Mas Karebet yang terlatih dengan sigap dan mudah segera melompati kolam, agar tidak mengganggu jalannya Sultan Trenggana. Sultan Trenggana sangat terkesan melihat kejadian tersebut, sehingga ia diangkat menjadi kepala prajurit Demak berpangkat lurah wiratamtama.
Kejadian berikutnya versi kisah kiasan dari pujangga dikisahkan bahwa suatu hari Jaka Tingkir sebagai lurah wiratamtama bertugas menyeleksi penerimaan prajurit baru. Ada seorang pelamar bernama Dadungawuk yang sombong dan suka pamer. Jaka Tingkir menguji kesaktiannya dan Dadungawuk tewas hanya dengan menggunakan Sadak Kinang. Akibatnya, Jaka Tingkir pun dipecat dari ketentaraan dan diusir dari Demak.
Kejadian sesungguhnya atas versi kisah kiasan Dadungawuk adalah sebagai berikut. Alkisah Sultan Trenggana mempunyai seorang puteri cantik bernama puteri Cempaka. Bukan Jaka Tingkir kalau tidak mengetahui ini dan tidak dapat menaklukan hati sang puteri. Secara diam-diam Jaka Tingkir menjalin hubungan dengan puteri Cempaka. Namun tindakan tidak terpuji ini sempat ketahuan, sehingga Jaka Tingkir diusir dari Kerajaan Demak.
Kejadian berikutnya menurut versi kisah kiasan pujangga, diceritakan bahwa pada suatu hari Sultan Trenggana sekeluarga sedang berwisata di Gunung Prawoto. Jaka Tingkir melepas seekor kerbau yang dinamakan sebagai Kebo Danu. Kerbau Danu sudah diberi tanah pada telinganya, sehingga kerbau merasa tidak nyaman dan mengamuk. Kerbau itu mengamuk menyerang pesanggrahan raja, di mana tidak ada prajurit yang mampu menaklukan si kerbau. Sultan Trenggana memerintahkan bala tentaranya untuk mencari Jaka Tingkir yang diharapkan dapat menaklukan kerbau tersebut. Jaka Tingkir diketemukan dan tampil menghadapi kerbau ngamuk. Kerbau itu dengan mudah dibunuhnya. Atas jasanya itu, Trenggana mengangkat kembali Jaka Tingkir menjadi lurah wiratamtama. Prestasi Jaka Tingkir sangat cemerlang meskipun tidak diceritakan secara jelas dalam Babad Tanah Jawi. Hal itu dapat dilihat dengan diangkatnya Jaka Tingkir sebagai Adipati Pajang bergelar Adipati Adiwijaya. Ia juga menikahi Ratu Mas Cempaka, putri Sultan Trenggana.
Sepeninggal Sultan Trenggana tahun 1546, puteranya yang bergelar Sunan Prawoto seharusnya naik takhta, tapi kemudian ia tewas dibunuh Arya Penangsang (sepupunya di Jipang) tahun 1549. Arya Penangsang membunuh karena Sunan Prawoto sebelumnya juga membunuh ayah Aryo Penangsang yang bernama Pangeran Sekar Seda Lepen sewaktu ia menyelesaikan salat ashar di tepi Bengawan Sore. Pangeran Sekar merupakan Kakak kandung Sultan Trenggana sekaligus juga merupakan murid pertama Sunan Kudus. Pembunuhan-pembunuhan ini dilakukan dengan menggunakan Keris Kiai Setan Kober. Selain itu Aryo Penangsang juga membunuh Pangeran Hadiri suami dari Ratu Kalinyamat yang menjadi bupati Jepara.
Kemudian Aryo Penangsang mengirim utusan untuk membunuh Adiwijaya di Pajang, tapi gagal. Justru Adiwijaya menjamu para pembunuh itu dengan baik, serta memberi mereka hadiah untuk mempermalukan Arya Penangsang.
Sepeninggal suaminya, Ratu Kalinyamat (adik Sunan Prawoto) mendesak Adiwijaya agar menumpas Aryo Penangsang karena hanya ia yang setara kesaktiannya dengan adipati Jipang tersebut. Adiwijaya segan memerangi Aryo Penangsang secara langsung karena sama-sama anggota keluarga Demak dan merupakan saudara seperguruan sama-sama murid Sunan Kudus.
Maka, Adiwijaya pun mengadakan sayembara. Barangsiapa dapat membunuh Aryo Penangsang akan mendapatkan tanah Pati dan mentaok/Mataram sebagai hadiah.
Sayembara diikuti kedua cucu Ki Ageng Sela, yaitu Ki Ageng Pemanahan dan Ki Panjawi. Dalam perang itu, Ki Juru Martani (kakak ipar Ki Ageng Pemanahan) berhasil menyusun siasat cerdik sehingga Sutawijaya (Anak Ki Ageng Pemanahan) dapat menewaskan Arya Penangsang setelah menusukkan Tombak Kyai Plered ketika Aryo Penangsang menyeberang Bengawan Sore dengan mengendarai Kuda Jantan Gagak Rimang.
Setelah peristiwa tahun 1549 tersebut, Pusat kerajaan tersebut kemudian dipindah ke Pajang dengan Adiwijaya sebagai raja pertama. Demak kemudian dijadikan Kadipaten dengan anak Sunan Prawoto yang menjadi Adipatinya.
Adiwijaya juga mengangkat rekan-rekan seperjuangannya dalam pemerintahan. Mas Manca dijadikan patih bergelar Patih Mancanegara, sedangkan Mas Wila dan Ki Wuragil dijadikan menteri berpangkat ngabehi. Sesuai perjanjian sayembara, Ki Panjawi mendapatkan tanah Pati dan bergelar Ki Ageng Pati. Sementara itu, Ki Ageng Pemanahan masih menunggu karena seolah-olah Adiwijaya menunda penyerahan tanah Mataram.
Sampai tahun 1556, tanah Mataram masih ditahan Adiwijaya. Ki Ageng Pemanahan segan untuk meminta. Sunan Kalijaga selaku guru tampil sebagai penengah kedua muridnya itu. Ternyata, alasan penundaan hadiah adalah dikarenakan rasa cemas Adiwijaya ketika mendengar ramalan Sunan Prapen bahwa di Mataram akan lahir sebuah kerajaan yang mampu mengalahkan kebesaran Pajang. Ramalan itu didengarnya saat ia dilantik menjadi raja usai kematian Arya Penangsang.
Sunan Kalijaga meminta Adiwijaya agar menepati janji karena sebagai raja ia adalah panutan rakyat. Sebaliknya, Ki Ageng Pemanahan juga diwajibkan bersumpah setia kepada Pajang. Ki Ageng bersedia. Maka, Adiwijaya pun rela menyerahkan tanah Mataram pada kakak angkatnya itu.
Tanah Mataram adalah bekas kerajaan kuno, bernama Kerajaan Mataram yang saat itu sudah tertutup hutan bernama Alas Mentaok. Ki Ageng Pemanahan sekeluarga, termasuk Ki Juru Martani, membuka hutan tersebut menjadi desa Mataram. Meskipun hanya sebuah desa namun bersifat perdikan atau sima swatantra. Ki Ageng Pemanahan yang kemudian bergelar Ki Ageng Mataram, hanya diwajibkan menghadap ke Pajang secara rutin sebagai bukti kesetiaan tanpa harus membayar pajak dan upeti. Saat naik takhta, kekuasaan Adiwijaya hanya mencakup wilayah Jawa Tengah saja, karena sepeninggal Sultan Trenggana, banyak daerah bawahan Demak yang melepaskan diri.
Negeri-negeri di Jawa Timur yang tergabung dalam Persekutuan Adipati Bang Wetan saat itu dipimpin oleh Panji Wiryakrama bupati Surabaya. Persekutuan adipati tersebut sedang menghadapi ancaman invansi dari berbagai penjuru, yaitu Pajang, Madura, dan Blambangan.
Pada tahun 1568 Sunan Prapen penguasa Giri Kedaton menjadi mediator pertemuan antara Adiwijaya raja Pajang di atas negeri yang mereka pimpin. Sebagai tanda ikatan politik, Panji Wiryakrama diambil sebagai menantu Adiwijaya.
Selain itu, Adiwijaya juga berhasil menundukkan Madura setelah penguasa pulau itu yang bernama Raden Pratanu bergelar Panembahan Lemah Duwur Arosbaya menjadi menantunya.
Dalam pertemuan tahun 1568 itu, Sunan Prapen untuk pertama kalinya berjumpa dengan Ki Ageng Pemanahan dan untuk kedua kalinya meramalkan bahwa Pajang akan ditaklukkan Mataram melalui keturunan Ki Ageng tersebut.
Mendengar ramalan tersebut, Adiwijaya tidak lagi merasa cemas karena ia menyerahkan semuanya pada kehendak takdir. Sutawijaya adalah putra Ki Ageng Pemanahan yang juga menjadi anak angkat Adiwijaya. Sepeninggal ayahnya tahun 1575, Sutawijaya menjadi penguasa baru di Mataram, dan diberi hak untuk tidak menghadap selama setahun penuh.
Waktu setahun berlalu dan Sutawijaya tidak datang menghadap. Adiwijaya mengirim Ngabehi Wilamarta dan Ngabehi Wuragil untuk menanyakan kesetiaan Mataram. Mereka menemukan Sutawijaya bersikap kurang sopan dan terkesan ingin memberontak. Namun kedua pejabat senior itu pandai menenangkan hati Adiwijaya melalui laporan mereka yang disampaikan secara halus.
Tahun demi tahun berlalu. Adiwijaya mendengar kemajuan Mataram semakin pesat. Ia pun kembali mengirim utusan untuk menyelidiki kesetiaan Sutawijaya. Kali ini yang berangkat adalah Pangeran Benawa (putra mahkota), Arya Pamalad (menantu yang menjadi adipati Tuban), serta Patih Mancanegara. Ketiganya dijamu dengan pesta oleh Sutawijaya. Di tengah keramaian pesta, putra sulung Sutawijaya yang bernama Raden Rangga membunuh seorang prajurit Tuban yang didesak Arya Pamalad. Arya Pamalad sendiri sejak awal kurang suka dengan Sutawijaya sekeluarga.
Maka sesampainya di Pajang, Arya Pamalad melaporkan keburukan Sutawijaya, sedangkan Pangeran Benawa menjelaskan kalau peristiwa pembunuhan tersebut hanya kecelakaan saja. Adiwijaya menerima kedua laporan itu dan berusaha menahan diri.
Pada tahun 1582 seorang keponakan Sutawijaya yang tinggal di Pajang, bernama Raden Pabelan dihukum mati karena berani menyusup ke dalam keputrian menemui Ratu Sekar Kedaton (putri bungsu Adiwijaya). Ayah Pabelan yang bernama Tumenggung Mayang dijatuhi hukuman buang karena diduga ikut membantu anaknya.
Ibu Raden Pabelan yang merupakan adik perempuan Sutawijaya meminta bantuan ke Mataram. Sutawijaya pun mengirim utusan untuk merebut Tumenggung Mayang dalam perjalanan pembuangannya ke Semarang. Perbuatan Sutawijaya itu menjadi alasan Adiwijaya untuk menyerang Mataram. Perang antara kedua pihak pun meletus. Pasukan Pajang bermarkas di Prambanan dengan jumlah lebih banyak, namun menderita kekalahan. Adiwijaya semakin tergoncang mendengar Gunung Merapi tiba-tiba meletus dan laharnya ikut menerjang pasukan Pajang yang berperang dekat gunung tersebut.
Adiwijaya menarik pasukannya mundur. Dalam perjalanan pulang, ia singgah ke makam Sunan Tembayat namun tidak mampu membuka pintu gerbangnya. Hal itu dianggapnya sebagai firasat kalau ajalnya segera tiba.
Adiwijaya melanjutkan perjalanan pulang. Di tengah jalan ia jatuh dari punggung gajah tunggangannya, sehingga harus diusung dengan tandu. Sesampai di Pajang, datang makhluk halus anak buah Sutawijaya bernama Ki Juru Taman memukul dada Adiwijaya, membuat sakitnya bertambah parah.
Adiwijaya berwasiat supaya anak-anak dan menantunya jangan ada yang membenci Sutawijaya, karena perang antara Pajang dan Mataram diyakininya sebagai takdir. Selain itu, Sutawijaya sendiri adalah anak angkat Adiwijaya yang dianggapnya sebagai putra tertua. Pada cerita rakyat dinyatakan bahwa sebenarnya Sutawijaya adalah anak kandung Adiwijaya dengan anak Ki Ageng Sela.
Adiwijaya alias Jaka Tingkir akhirnya meninggal dunia tahun 1582 tersebut. Ia dimakamkan di desa Butuh, yaitu kampung halaman ibu kandungnya. Adiwijaya memiliki beberapa orang anak. Putri-putrinya antara lain dinikahkan dengan Panji Wiryakrama Surabaya, Raden Pratanu Madura, dan Arya Pamalad Tuban. Adapun putri yang paling tua dinikahkan dengan Arya Pangiri bupati Demak. Arya Pangiri sebenarnya adalah anak sultan Demak Sunan Prawoto, yang seharusnya memang meneruskan garis suksesi Kesultanan Demak dahulu. Putrinya yang bernama Glampok Raras menikah dengan Panembahan Ratu I dan menjadi permaisuri Cirebon.
Arya Pangiri didukung Panembahan Kudus (Sayyid Amir Khan, Pengganti Sunan Kudus) untuk menjadi sultan. Pangeran Benawa sang putra mahkota saat itu disingkirkan namun masih diberi jabatan menjadi bupati Jipang. Arya Pangiri pun lalu menjadi sultan di Pajang dengan gelar Ngawantipura. Andjar Any. 1980. Raden Ngabehi Ronggowarsito, Apa yang Terjadi? Semarang: Aneka Ilmu
Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647. (terj.). 2007. Yogyakarta: Narasi
H.J.de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001. Kerajaan-Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
Hayati dkk. 2000. Peranan Ratu Kalinyamat di jepara pada Abad XVI. Jakarta: Proyek Peningkatan Kesadaran Sejarah Nasional Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional
Moedjianto. 1987. Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram. Yogyakarta: Kanisius
Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu
Sunan Muria adalah Ulama yang termasuk dalam anggota dewan Wali Songo. Nama lahirnya adalah Umar Said. Ia adalah putra Sunan Kalijaga dan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq.Nama Sunan Muria sendiri diperkirakan berasal dari nama gunung (Gunung Muria), yang terletak di sebelah utara kota Kudus, Jawa Tengah, tempat Sunan Muria dimakamkan. Sunan Muria wafat pada tahun 1560 M.
Di dalam tradisi penulisan tembang, Sunan Muria dianggap sebagai pencipta tembang-tembang cilik (sekar alit) jenis Sinom dan Kinanthi.
Sunan Muria menjalankan dakwah melalui pendekatan budaya. Dalam seni pewayangan, misal, Sunan Muria diketahui suka menggelar sejumlah lakon carangan pertunjukan wayang gubahan Sunan Kalijaga, seperti : Dewa Ruci, Dewa Srani, Jamus Kalimasada, Begawan Ciptaning, Semar Ambarang Jantur, dan sebagainya.
Melalui media pertunjukan wayang, Sunan Muria memberikan penerangan-penerangan kepada masyarakat tentang berbagai hal dalam kaitan dengan tauhid. Dengan pendekatan lewat pertunjukan wayang, tembang-tembang, tradisi-tradisi lama, dan praktik-praktik keagamaan lama yang sudah diislamkan, Sunan Muria berhasil mengembangkan dakwah Islam di daerah Jepara, Tayu, Juwana, bahkan sekitar Kudus.
Sumber versi catatan sejarah menyebutkan asal usul Sunan Muria sebagai anak kandung dari sunan ngudung/sunan mandalika sangat tidak sesuai karena bukti kebenaran otentik dewi sujinah istri sunan muria adalah putri dari Sunan Ngudung "Raden Usman Haji" bin As-Sayyid Ali Murtadho Sunan Gisik kakak sunan ampel
Begadang Karena Penasaran adalah film Indonesia pada tahun 1980 dengan disutradarai oleh Lilik Sudijo. Film ini dibintangi antara lain oleh Deddy Irama dan Diana Yusuf.
Kunci Surga, juga disebut Kunci Santo Petrus, mengacu pada kunci metaforis dari takhta Santo Petrus, kunci Surga, atau kunci kerajaan Surga. Hal ini secara eksplisit dirujuk dalam Alkitab di Matius 16:19.
Entong dapat mengacu pada beberapa hal berikut: Panggilan bahasa Betawi untuk anak laki-laki.
Entong (serial animasi)
Entong Santri Cilik, sinetron diproduksi MD Entertainment ditayangkan di MNCTV pada 2015.
Si Entong, sinetron diproduksi Indika Entertainment dan Mega Vision yang bekerjasama dengan MNC Pictures, ditayangkan di MNCTV pada 2005-2008 berjumlah 3 musim.
Entong Lagi, musim ketiga dari sinetron yang telah disebutkan di atas, yang juga ditayangkan di MNCTV pada tahun 2019.
Entong Gendut pahlawan pribumi yang memimpin pemberontakan dari tanah Condet tahun 1916.
Serie A (pengucapan bahasa Italia: [srje a]), juga disebut Serie A TIM karena kesepakatan sponsor dengan Telecom Italia, adalah liga sepak bola profesional tertinggi di sistem liga sepak bola Italia dan telah berjalan selama delapan puluh tahun lebih sejak dibentuk dengan format saat ini pada musim 192930. Liga ini dijalankan oleh Lega Calcio sampai 2010, tetapi organisasi baru, Lega Serie A, dibentuk pada awal musim 201011. Serie A seringkali dianggap sebagai salah satu liga sepak bola terbaik di dunia, dan mencapai puncaknya pada 1990-an sampai pertengahan 2000-an.
Serie A telah menghasilkan jumlah finalis Liga Champions UEFA dan pendahulunya, Piala Champions terbanyak: klub Italia telah mencapai final kompetisi tersebut sebanyak dua puluh enam kali, dan dua belas kali memenanginya. Serie A menduduki peringkat keempat di antara liga sepak bola Eropa lainnya menurut koefisien liga UEFA, di belakang Liga Utama Inggris, La Liga Spanyol dan Bundesliga Jerman, yang berdasarkan dari penampilan wakil Italia di Liga Champions UEFA dan Liga Eropa UEFA. Liga ini juga menduduki peringkat kelima di dunia menurut perinkat versi IFFHS pada 2011.Dalam format saat ini, Kejuaraan Sepak Bola Italia diubah dari bentuk regional dan antarregional menjadi sebuah liga yang bersatu sejak musim 192930. Gelar juara liga yang dimenangi sebelum 1929 diakui secara resmi oleh FIGC. Musim 194546, di mana liga dimainkan dalam format dua wilayah karena Perang Dunia Kedua, seringkali tidak dimasukkan dalam statistik, meskipun diakui secara resmi.Liga ini mempunyai tiga klub paling populer di dunia, di mana Juventus, Milan dan Internazionale, semuanya merupakan anggota pendiri G-14, sebuah grup yang mewakili klub-klub elit dan prestisius Eropa. Serie A adalah satu-satunya liga yang mengirim tiga wakil pendiri. Lebih banyak pemain yang memenangi Ballon d'Or ketika bermain di Serie A dari liga sepak bola lain di dunia. Milan adalah salah satu dari dua klub dengan gelar internasional terbanyak di dunia. Juventus, klub Italia paling sukses sepanjang abad ke-20, dan tim Italia paling sukses sepanjang masa, berada di posisi keempat Eropa dan kedelapan di dunia.
Juventus adalah satu-satunya klub di dunia yang telah memenangi semua gela resmi kompetisi UEFA yang mungkin diraih dan gelar juara dunia. Internazionale, disusul kesuksesan mereka pada musim 200910, menjadi tim Italia pertama yang meraih treble.
Elif adalah sebuah serial drama yang ditayangkan di stasiun TV Kanal 7 di negara Turki. Lokasi syuting berada di kota stanbul, Turki.
Di Indonesia, serial drama ini ditayangkan di SCTV setiap hari pukul 12:30 sampai 13:30 WIB mulai 30 Maret 2015. Musim pertama sinetron ini berakhir pada Jum'at, 27 Mei 2016 di negara Turki. SCTV mengajak para pemainnya seperti Melek (Selin Sezgin), Selim (Emre Kvlcm), Zeynep (Gülçin Tunçok) dan Elif (sabella Damla Güvenilir) berkunjung ke Indonesia pada tanggal 23-28 Agustus 2015.
Tarzan Raja Rimba merupakan film yang dirilis pada tahun 1989. Film ini disutradari oleh Ackly Anwar dan dibintangi artis ternama seperti Barry Prima, Yurike Prastika serta Ziela Jalil
Bawang Putih adalah film drama musikal Indonesia tahun 1974 yang disutradarai oleh F. Sutrisno. Film ini dibintangi antara lain oleh Tanty Josepha dan Titiek Puspa.
Bedah Rumah (saat ini bernama Bedah Rumah Lagi) adalah sebuah acara realitas yang diprakarsai oleh Helmy Yahya dan diproduksi oleh Dreamlight World Media dan Triwarsana (sekarang menjadi Asia Media Productions). Dalam acara ini, pembawa acara akan mencari penerima berkah atau sasaran utama yang memiliki rumah tinggalnya yang kurang layak.
Advertisements
Copyright 2017 | Disclaimer | By using our site you agree to our cookie usage. See our Privacy Policy.