Daftar Acara Televisi:
Paula (meninggal 404) adalah seorang santa yang mendirikan biara di Palestina dan membantu pekerjaan Hieronimus. Ia dilahirkan di dalam sebuah keluarga bangsawan Romawi. Paula menikah dengan seorang pria dan menjalani kehidupan yang bahagia bersama keluarganya. Mereka juga memiliki lima orang anak. Akan tetapi, suami Paula meninggal ketika usia Paula tiga puluh dua sehingga ia menjadi janda. Hal itu membuat Paula merasa sangat sedih, tetapi akhirnya ia dapat mengatasi kesedihan tersebut. Ia memutuskan untuk menggunakan waktu dan hartanya bagi pekerjaan Tuhan.Pada mulanya, Paula bekerja di Roma namun ia bersama salah satu anak laki-lakinya, Eustochium, pergi ke Palestina untuk berziarah. Di sana, Paula mendirikan sebuah biara dengan disertai penginapan bagi para peziarah. Selain itu, ia juga menggunakan uang yang ia miliki untuk membangun banyak gereja. Paula menghabiskan sisa hidupnya di biara ini sambil membantu pekerjaan Hieronimus.
Jendela Dunia (Hanzi: ; Pinyin: Shìjiè zh Chung; Jyutping: sai3 gaai3 zi1 coeng1) adalah sebuah taman hiburan yang terletak di bagian barat kota Shenzhen, Republik Rakyat Tiongkok. Taman tersebut memiliki sekitar 130 reproduksi tempat wisata paling terkenal di dunia di lahan seluas 48 hektar. Menara Eiffel setinggi 108 meter (354 kaki) mendominasi bentang langit dan penampakan Piramida dan Taj Mahal semuanya berdekatan satu sama lain dan semuanya merupakan bagian dari taman hiburan tersebut.
Pantulan atau refleksi adalah perubahan arah rambat cahaya ke arah sisi (medium) asalnya, setelah menumbuk antarmuka dua medium.
Refleksi pada era optik geometris dijabarkan dengan hukum refleksi yaitu: Sinar insiden, sinar pantulan, dan sumbu normal antarmuka ada pada satu bidang yang sama
Sudut yang dibentuk antara masing-masing sinar insiden dan sinar refleksi terhadap sumbu normal adalah sama besar.
Jarak tempuh sinar insiden dan sinar refleksi bersifat reversible.
Dialog atau cakapan (serapan dari Belanda: dialoog, dari bahasa Yunani: , translit. diálogos, har. 'percakapan') adalah sebuah literatur dan teatrikal yang terdiri dari percakapan secara lisan atau tertulis antara dua orang atau lebih. Sejarahnya berasal sebagai narasi, filosofi atau lambang dedikasi yang dapat ditemukan di Literatur Yunani Kuno dan Literatur India, khususnya pada seni kuno yaitu Retorika. Mempunyai kehilangan kontak hampir semuanya pada abad ke-19 dengan dasar-dasar dalam retorika, gagasan dialog muncul ditransformasikan dalam pekerjaan kritikus kebudayaan seperti Mikhail Bakhtin dan Paulo Freire, teolog seperti Martin Buber, sebagai sebuah eksistensial paliatif untuk melawan atomisasi dan keterasingan sosial dalam masa masyarakat industri.
Dialog juga bisa berarti bentuk percakapan dua orang atau lebih, yang dibatasi oleh tema dengan tujuan menyampaikan suatu informasi. Adapun berberapa jenis dialog diantaranya, dialog teologis, dialog kehidupan, dialog perbuatan, dan dialog pengalaman keagamaan.
Wayang (berasal dari Jawa: , translit. wayang, har. 'bayangan') adalah seni pertunjukkan tradisional asli Indonesia yang berasal dan berkembang pesat di pulau Jawa dan Bali.
UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukan boneka bayangan tersohor dari Indonesia, sebuah Warisan Mahakarya Dunia yang Tak Ternilai dalam Seni Bertutur (bahasa Inggris: Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).Sampai saat ini, catatan awal yang bisa didapat tentang pertunjukan wayang berasal dari Prasasti Balitung pada abad ke-10. Pada 903 M, prasasti yang disebut Prasasti Balitung (Mantyasih) diciptakan oleh Raja Balitung dari Dinasti Sanjaya, dari Kerajaan Medang Kuno. Mereka menyatakan Si Galigi Mawayang Buat Hyang Macarita Bimma Ya Kumara, yang artinya 'Galigi mengadakan pertunjukan wayang untuk dewa dengan mengambil kisah Bima Kumara'. Tampaknya fitur-fitur tertentu dari teater boneka tradisional telah bertahan sejak saat itu. Galigi adalah seorang artis keliling yang diminta untuk tampil untuk acara kerajaan yang istimewa. Pada acara itu ia menampilkan cerita tentang pahlawan Bima dari Mahabharata.
Mpu Kanwa, pujangga istana Airlangga dari Kerajaan Kahuripan, menulis pada 1035 M dalam kakawinnya Arjunawiwaha: santoâhltan klir sira sakêng sang hyang Jagatkraa, yang artinya, "Ia tabah dan hanya layar wayang yang jauh dari ' Penggerak Dunia'." Kelir adalah kata dalam bahasa Jawa untuk layar wayang, syair yang dengan fasih membandingkan kehidupan nyata dengan pertunjukan wayang di mana Jagatkraa (penggerak dunia) yang maha kuasa sebagai dalang (guru wayang) tertinggi hanyalah layar tipis dari manusia. Penyebutan wayang sebagai wayang kulit ini menunjukkan bahwa pertunjukan wayang sudah dikenal di istana Airlangga dan tradisi wayang telah mapan di Jawa, mungkin lebih awal. Sebuah prasasti dari periode ini juga menyebutkan beberapa pekerjaan sebagai awayang dan aringgit.Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia dan menyesuaikan kebudayaan yang sudah ada, seni pertunjukan ini menjadi media efektif menyebarkan agama Hindu. Pertunjukan wayang menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata.
Para Wali Songo di Jawa, sudah membagi wayang menjadi tiga. Wayang Kulit di timur, wayang wong di Jawa Tengah dan wayang golek di Jawa Barat. Adalah Raden Patah dan Sunan Kalijaga yang berjasa besar. Carilah wayang di Jawa Barat, golek ana dalam bahasa Jawi, sampai ketemu wongnya isinya yang di tengah, jangan hanya ketemu kulitnya saja di Timur di wetan wiwitan. Mencari jati diri itu di Barat atau Kulon atau kula yang ada di dalam dada hati manusia. Maksud para Wali terlalu luhur dan tinggi filosofinya. Wayang itu tulen dari Jawa asli, pakeliran itu artinya pasangan antara bayang-bayang dan barang aslinya. Seperti dua kalimah syahadat. Adapun Tuhan masyrik wal maghrib itu harus diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa dulu yang artinya Wetan kawitan dan Kulon atau kula atau saya yang ada di dalam. Carilah Tuhan yang kawitan, pertama, dan yang ada di dalam hati manusia. berikutnya.
Demikian juga saat masuknya Islam, ketika pertunjukan yang menampilkan Tuhan atau Dewa dalam wujud manusia dilarang, muncullah boneka wayang yang terbuat dari kulit sapi, di mana saat pertunjukan yang ditonton hanyalah bayangannya saja. Wayang inilah yang sekarang kita kenal sebagai wayang kulit. Untuk menyebarkan Islam, berkembang juga wayang Sadat yang memperkenalkan nilai-nilai Islam.
Perkembangan wayang pada dari abad 19 hingga abad 20 tidak lepas dari para dalang yang terus mengembangkan seni tradisional ini. Salah satunya almarhum Ki H. Asep Sunandar Sunarya yang telah memberikan inovasi terhadap wayang agar bisa mengikuti perkembangan zaman dan dikenal dunia.
Sebenarnya, pertunjukan boneka tidak hanya ada di Indonesia karena banyak pula negara lain yang memiliki pertunjukan boneka. Namun, pertunjukan boneka (Wayang) di Indonesia memiliki gaya tutur dan keunikan tersendiri, yang merupakan mahakarya asli dari Indonesia. Untuk itulah UNESCO memasukannya ke dalam Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia (Intangible Cultural Heritage) pada 2003.
Tak ada bukti yang menunjukkan wayang telah ada sebelum agama Hindu menyebar di Asia Selatan. Diperkirakan seni pertunjukan dibawa masuk oleh pedagang India. Namun, kegeniusan lokal dan kebudayaan yang ada sebelum masuknya Hindu menyatu dengan perkembangan seni pertunjukan yang masuk memberi warna tersendiri pada seni pertunjukan di Indonesia.
Ketika misionaris Katolik, Bruder Timotheus L. Wignyosubroto, FIC pada tahun 1960 dalam misinya menyebarkan agama Katolik, ia mengembangkan Wayang Wahyu, yang sumber ceritanya berasal dari Alkitab.