Daftar Acara Televisi:
Program Religi Islami, membahas berbagai topik dan pengalaman kehidupan sehari-hari
Petinju bertipe kidal adalah petinju dengan gaya tidak konvensional, dengan posisi tangan dan kaki kanan ada di bagian depan, sedang posisi tangan dan kaki kiri ada di bagian dalam.
Kekuatan pukulan utama petinju kidal ada pada tangan kiri, namun tidak menutup petinju yang secara alamiah kidal tidak bertinju dengan gaya kidal, melainkan bertipe ortodoks dengan berbagai tujuan, antara lain mengelabui lawan.
Contoh orang kidal yang bertinju dengan gaya ortodoks adalah "The Golden Boy" Oscar De La Hoya dan Mike Tyson
Petinju Ellyas Pical, Chris Byrd adalah petinju bertipe kidal. Lawan kata petinju kidal adalah petinju bertipe ortodoks.
Ada juga petinju yang sebenarnya tidak kidal tetapi bertarung dengan gaya kidal, contohnya "Marvelous" Marvin Hagler, Michael Moorer, Pernell "Sweet Pea" Whitaker, Hector "Macho" Camacho &Manny Pacquiao
Istilah bahasa Inggris untuk petinju kidal adalah "southpaw boxer"
The Hard Corps adalah film laga Amerika Serikat tahun 2006. Film ini disutradarai oleh Sheldon Lettich serta dibintangi oleh Jean-Claude Van Damme dan Vivica A. Fox.
Jujutsu (bahasa Jepang: , jjutsu; juga jujitsu, ju jutsu, ju jitsu, atau jiu jitsu) adalah nama dari beberapa macam aliran beladiri dari Jepang. Tidak benar jika dikatakan bahwa Ju-Jitsu mengacu pada satu macam beladiri saja.
Jujutsu pada dasarnya adalah bentuk-bentuk pembelaan diri yang bersifat defensif dan memanfaatkan "Yawara-gi" atau teknik-teknik yang bersifat fleksibel, di mana serangan dari lawan tidak dihadapi dengan kekuatan, melainkan dengan cara "menipu" lawan agar daya serangan tersebut dapat digunakan untuk mengalahkan dirinya sendiri. Dari seni beladiri Jujutsu ini, lahirlah beberapa seni beladiri lainnya yang mempunyai konsep defensif serupa, yaitu Aikido dan Judo, keduanya juga berasal dari Jepang.
Jujutsu terdiri atas bermacam-macam aliran (Ryuha). Namun, pada garis besarnya terbagi atas dua "gaya", yaitu tradisional dan modern. Gerakan dari kedua macam "gaya" Jujutsu ini adalah hampir sama, namun jurus-jurus Jujutsu modern sudah disesuaikan dengan situasi pembelaan diri pada zaman modern, sedangkan jurus-jurus Jujutsu tradisional biasanya mencerminkan situasi pembelaan diri di saat aliran Jujutsu yang bersangkutan diciptakan. Sebagai contoh, Jujutsu yang diciptakan pada zaman Sengoku Jidai (sebelum Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada pertarungan di medan perang dengan memakai baju besi (disebut Yoroi Kumi Uchi), sedangkan yang diciptakan pada zaman Edo (sesudah Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada beladiri dengan memakai pakaian sehari-hari (Suhada Jujutsu).
Teknik-teknik Jujutsu pada garis besarnya terdiri atas atemi waza (menyerang bagian yang lemah dari tubuh lawan), kansetsu waza/gyakudori (mengunci persendian lawan) dan nage waza (menjatuhkan lawan). Setiap aliran Jujutsu memiliki caranya sendiri untuk melakukan teknik-teknik di atas. Teknik-teknik tersebut lahir dari metode pembelaan diri kaum Samurai (prajurit perang zaman dahulu) di saat mereka kehilangan pedangnya, atau tidak ingin menggunakan pedangnya (misalnya karena tidak ingin melukai atau membunuh lawan).
Aliran Jujutsu yang tertua di Jepang adalah Takenouchi-ryu yang didirikan tahun 1532 oleh Pangeran Takenouchi Hisamori. Aliran-aliran lain yang terkenal antara lain adalah Shindo Yoshin-ryu yang didirikan oleh Matsuoka Katsunosuke pada 1864, Daito-ryu yang didirikan oleh Takeda Sokaku pada tahun 1892, Hakko-ryu yang didirikan Okuyama Ryuho pada tahun 1942, dan banyak aliran lainnya.
Serat Centhini (dalam aksara Jawa: ), atau juga disebut Suluk Tambanglaras atau Suluk Tambangraras-Amongraga, merupakan salah satu karya sastra terbesar dalam kesusastraan Jawa Baru. Serat Centhini menghimpun segala macam ilmu pengetahuan dan kebudayaan Jawa, agar tak punah dan tetap lestari sepanjang waktu. Serat Centhini disampaikan dalam bentuk tembang, dan penulisannya dikelompokkan menurut jenis lagunya.