Daftar Acara Televisi:
Kabupaten Malang (Jawa: Hanacaraka: ; Pegon: ; Osob Kiwalan: netapubaK ngalaM) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kecamatan Kepanjen, yang sebelumnya berada di Kota Malang tepatnya di daerah Klojen . Kabupaten Malang adalah kabupaten terluas kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten Banyuwangi dan merupakan kabupaten dengan populasi terbesar di Jawa Timur. Kabupaten Malang mempunyai koordinat 112o17' sampai 112o57' Bujur Timur dan 7o44' sampai 8o26' Lintang Selatan. Kabupaten Malang juga merupakan kabupaten terluas keempat di Pulau Jawa setelah Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur di Provinsi Jawa Barat, dan Kabupaten Banyuwangi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Malang tahun 2021, penduduk kabupaten Malang berjumlah 2.654.448 jiwa (2020), dengan kepadatan 752 jiwa/km2.Kota Malang merupakan enklave dari kabupaten ini.
Kabupaten ini memiliki Penekslave yaitu wilayah yang terpisah dengan wilayah utamanya yaitu di kawasan Malang Barat, yang terdiri atas Kecamatan Pujon, Ngantang dan Kasembon. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Jombang; Kabupaten Mojokerto; dan Kabupaten Pasuruan; di utara, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kota Batu, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri di barat. Sebagian besar wilayahnya merupakan pegunungan yang berhawa sejuk, Kabupaten Malang dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Jawa Timur. Bersama dengan Kota Batu dan Kota Malang, Kabupaten Malang merupakan bagian dari kesatuan wilayah yang dikenal dengan Malang Raya (Wilayah Metropolitan Malang).
Di Balik 98 (sebelumnya berjudul Di Balik Pintu Istana) adalah sebuah film drama Indonesia produksi MNC Pictures bersama Affandi Abdul Rachman yang disutradarai oleh Lukman Sardi dan dibintangi oleh Chelsea Islan dan Boy William. Film Di Balik 98 tersebut tayang pada 15 Januari 2015. Film ini bercerita runtuhnya pemerintahan Orde Baru dengan ditandai mundurnya Presiden Soeharto. Pendekatan film ini bukan dari sudut pandang politis, tetapi lebih ke kemanusiaan.Ada beberapa karakter utama yang menjadi penggerak cerita di film ini. Dari sudut pandang mahasiswa ada Chelsea Islan dan Boy William, lalu Donny Alamsyah dan Fauzi Baadila di sisi militer, Verdi Solaiman dan Alya Rohali dari sudut pandang petugas rumah tangga istana, dan Teuku Rifnu Wikana yang mewakili rakyat kecil. Di Balik 98 melakukan proses syuting di beberapa kawasan Jakarta hingga ke Istana Bogor.
KawalPilkada.id adalah situs yang digagas oleh Khairul Anshar dari Code4Nation yang merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam membantu melakukan sosialisasi Pilkada Serentak 2015 berupa profil calon, latar belakang, visi, misi, dan program-program pasangan calon sehingga diharapkan pemilih tidak hanya pasif, namun sebaliknya, bisa menjadi pemilih yang berdaya.
Komando (secara etimologi berasal dari bahasa Latin commandare, yang berarti memerintahkan) adalah kombatan, operasi elit infantri ringan atau pasukan operasi khusus dengan menggunakan teknik operasi khusus.
Awalnya "komando" adalah jenis unit tempur, kebalikan dengan individu di unit itu. Dalam bahasa lain, commando dan kommando menunjukkan arti "memerintah", termasuk dalam pengertian militer atau unit operasi khusus elit.
Di banyak negara dan jajaran militer sendiri, pasukan komando berbeda dengan yang lainnya karena mereka spesialisasi dalam target bernilai tinggi yang tidak konvensional. Namun, istilah komando kadang-kadang digunakan dalam kaitannya dengan unit yang melakukan tugas-tugas terakhir (termasuk beberapa unit polisi sipil). Komando berbeda dari jenis pasukan khusus lainnya yang beroperasi dalam pertempuran terbuka, garis depan pengintaian dan penyerbuan, bukan pengintaian jarak jauh dan perang tidak konvensional.
Dalam bahasa Inggris, untuk membedakan antara komando individu dan unit komando, kadang-kadang Unit Komando ditulis dengan huruf besar.
"Indonesia Raya" merupakan lagu kebangsaan Republik Indonesia. Lagu ini menjadi salah satu titik kelahiran pergerakan nasionalis di seluruh Nusantara yang mendukung ide "Indonesia" yang satu sebagai penerus Hindia Belanda, daripada dipecah belah menjadi beberapa koloni.
Lagu ini digubah oleh Wage Rudolf Soepratman pada tahun 1924 dan kemudian diperkenalkan di depan khalayak pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda II di Batavia (Jakarta). Koran Tionghoa berbahasa Melayu, Sin Po, edisi 10 November 1928 diterbitkan. Setelah beberapa kali mengalami perubahan, lagu "Indonesia Raya" diputar dalam upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia seusai pembacaan Teks Proklamasi oleh Soekarno. Lagu "Indonesia Raya" yang gubahannya sempat ditinjau ulang kemudian diatur keabsahannya sebagai lagu kebangsaaan dalam PP No. 44 Tahun 1958. Keabsahannya sebagai lagu kebangsaan dikukuhkan lebih jauh dengan ditetapkannya amandemen kedua UUD 1945 yang memasukkan butir "Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya" dalam Pasal 36B, dan juga disahkannya UU No. 24 Tahun 2009.
"Indonesia Raya" selalu dimainkan dan dinyanyikan pada upacara bendera, yaitu pada saat pengibaran atau penurunan Bendera Sang Merah Putih, terutama pada upacara Hari Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus setiap tahunnya. Bendera Negara harus dinaikkan atau diturunkan dengan khidmat serta dengan tarikan dan uluran yang diatur sedemikian agar bendera mencapai puncak tiang bendera ketika lagu berakhir. Setiap orang yang hadir pada saat Lagu Kebangsaan diperdengarkan dan/atau dinyanyikan, wajib berdiri tegak dengan sikap hormat. Lagu kebangsaan "Indonesia Raya" juga wajib diputar di setiap stasiun televisi dan radio sebelum pembukaan stasiun televisi dan radio, atau antara pukul 04:00 WIB dan 06:00 WIB.